Home »
Annisa Hertami
,
Arianggi Tiara
,
Drama
,
Harvan Agustriansyah
,
Indonesian Film
,
Kurang
,
Luvie Melati
,
Putry Moruk
,
REVIEW
» JAFF 2019 - EMPU
Di festival berskala internasional bergengsi sekalipun, film
jelek tetap bisa ditemukan. Itu wajar. Tapi biasanya alasannya lolos seleksi
bisa dipahami. Entah didorong kecocokan tema, kesegaran gaya (biasanya berupa
eksperimentasi estetika), atau sebatas karea ada sosok yang dihormati pelaku
industri terlibat di dalamnya. Cukup jarang ada kasus di mana muncul
pertanyaan, “Bagaimana bisa film
Popular Posts
-
Kritis. Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi memang film kritis, tapi bukan kritis terkait pemikiran tajam, melainkan kualitas yang mendekati ti...
-
Hujan Bulan Juni selaku adaptasi novel puitis berjudul sama buatan Sapardi Djoko Darmono dari luar tampak sederhana tapi mengandung pergolak...
-
Kucing adalah hewan misterius. Sebagian menyebutnya bodoh, sebagian menganggapnya pintar. Bahkan beberapa pihak meyakini bahwa kucing sadar ...
-
Watch Birds of Prey: And the Fantabulous Emancipation of One Harley Quinn (2020) DOWNLOAD: Birds of Prey: And the Fantabulous Emancipa...
-
Menyutradarai sekaligus menulis naskahnya bersama Husein M. Atmodjo (Midnight Show, 22 Menit, Sekte), Richard Oh (Melancholy is a Movement, ...
-
Berbarengan dengan Jack Sparrow yang ditelan Kraken pada akhir Dead Man's Chest, daya pikat Pirates of the Caribbean turut lenyap, bak i...
-
Kolaborasi duo Simon Pegg & Nick Frost dengan sutradara Edgar Wright lewat "Shaun of the Dead" dan "Hot Fuzz" memang...
-
Kumpulan review pendek kali ini dibuka oleh Ingrid Goes West, satir mengenai kultur media sosial khususnya Instagram yang mestinya memantapk...
-
Berkaca pada protagonisnya yang selalu bimbang dan sulit mengambil keputusan, sebenarnya agak mengejutkan saat kisah cinta segitiga Doel-Sar...
-
Mengusung rating 21+, Satu Hari Nanti memang film dewasa. Bukan karena bertebaran sensualitas yang sesungguhnya sebatas beberapa ciuman ...
Powered by Blogger.
0 comments:
Post a Comment